Friday 24 May 2013

UAN, Si Pembunuh Karakter Siswa


Hari ini, ini adalah hari yang aku tunggu, Hari spesial kah?
#Jawabanya => Mungkin iya, dan mungkin aja bukan!


Tibalah hari ini, hari pengumuman Ujian Akhir Nasional, aku pergi ke sekolah tepat jam 8.00, sesuai perintah  wali kelas ku yang tersebar melalui sms dan jejaring sosial Faceabook. Sesampainya di sekolah sangat terasa bau ketidak optimisan para siswa, aku sendiri pun begitu, aku gak yakin bakaln dapat nilai seperti yang aku harapkan, pngnnya sh dapt nilai diatas cemilan cemua, tapi entah mengapa aku gak yakin, mengingat Ujian Ujian Akhir Nasional kali ini sengaja dibuat sesusah mungkin, dan terkesan di persulit. Kabar burung, ada 20 paket soal yang aku hadapi di tahun 2013 ini, tapi nyatanya diperkirakan mencapai 37 paket soal. Sungguh aku tak mengrti sistem pendidikan di negara tercintaku ini, negara Indonesia yang kaya akan budaya korupsi.

Apa yang salah dengan sistem Pendidikan di negara kita ini?
Kalian, tentu pasti punya jawaban tersendri, mungkin aja pro, dan munkin aja kontra.
Kita belajar selama 3 tahun di SMA, melewati hal yang sangat berkesan dan tak mungkin aku lupakan begitu saja. Belajar bersama, canda dan tawa telah menghiasi hari-hari kami di sekolah.  Tapi apa daya tak bisa ku menepisnya, kelulusan masa SMA ini di persulit dengan Ujian Akhir sebagai syarat kelulusan.
Oooo ini tidak adil bung, mengingat kemampuan seseorang itu berbeda-beda jika ditentukan dengan serangkaian pelajaran yang mungkin merupakan kelemahan kita. Kita masuk sekolah bersama, dan keluar pun harus bersama.
Ingat bung! ketidaklulusan akan membuat trauma berkepanjangan bagi para siswa!. Kita belajar di sekolah kita masing-masing, tapi mengapa loe (pemerintah) yang harus menentuka lulus tidaknya kita.

Apalagi sistem penilaiannya tidak transparan, sehinnga banyak kecurigaan di benak ku ini. Logika nya, Para siswa itu adalah benda hidup, kenapa hasil kerja kita harus di tentukan oleh benda mati yang belum tentu kebenarannya.
Apakah sistem penilaian untuk kelulusan ini, adalah sistem Bejo/keberuntungan semata?

Pada kenyataannya, hasil ujian nasional tak jarang menuai kekecewaan bagi para siswa, tak jarang siswa yang berprestasi bisa di kalhkan dengan siswa yang biasa-biasa saja. Seperti yang aku alami pada saat ini kekecewaan tengah menghantuiku setelah melihat nilai-nilai yang begitu imut, meskipun aku lulus dengan terhormat setelah memberikan kenang2an kemenanganku dalam lomba blog tingkat nasional minggu lalu.
Nilai yang imut ini ternyata serentak dirasakan sebagian siswa-siswi berprestasi, termasuk aku. :D

Nitip pesan aja buat bapak mentri pendidikan, lain kali motto nya jangan di bulak balik
 Dia sh punya motto "Kalau bisa di persulit kenpa harus di permudah"
Padahalkan? 
#Ya loe tau sendiri lah ...

Author : AnonymousPosted On : Friday 24 May 2013Time : 5/24/2013

No comments:

Post a Comment

SHARE TO :
Powered by : Blogger